pengobatan keperawatan komunitas
BAB I
PENDAHULUAN
1.1
LATAR
BELAKANG MASALAH
Penyakit dan kesehatan sebagai bagian dari
kehidupan manusia yang dikaji dalam Antropologi kesehatan bermula darisejak
berakhirnya PDII, ahli-ahli antropolgi biologi dan Antropologi sosial budaya
mualai meningkatkan perhatian mereka pada studi lintas budaya mengenai masalah
kesehatan juga pda faktor bioekologi dan sosiokultural yang berpengaruh
terhadap kesehatan dan timbulnya penyakit. Selain itu terdapat nayak
faktor-faktor budaya yang yang sangat berpengaruh pada dunia kesehatan seperti
perbedaan persepsi sakit dan sehat, perlakuan kepada pasien, cara pengobatan,
persepsi mengenai penyebab sakit, bahakan mengenai cara seseorang memandang
penyakit sangat dtentukan oleh kebudayaanya.
Dalam
sistem pengobatan secara garis besar dapat dikelompokkan menjadi dua bagian
yaitu pengobatan barat dan pengobatan timur. Pengobatan barat adalah metode
pengobatan yang sudah terstandarkan dan telah diuji secara ilmiah sehingga
dipercaya sebagai pengubatan yang resmi dipakai belahan dunia. Sedangkan
pengobatan timur memiliki karakteristik sebagai berikut, keamanan dan keampuhan
dari pengobatan ini tidak dibuktikan melalaui penelitan ilmiah tetapi melalui
pengamatan para praktisi pengobatannya sendiri, dipandang lebih sebagai seni (art
of medicine) tidak seperti pengobatan barat yang dipandang sebagai bagian dari
teknologi.
Permasalahan
yang diangkat dalam paper ini adalah bagaimana dalam beberapa dekade ini
pengbatan barat mulai dokombinasikan dengan pengobatan timur sebagai pengobatan
pelengkap dan pengobatan alternatif.
Dari
latar belakang diatas,kami tertarik untuk mempelajari mengenai pengobatan dalam
bentuk makalah.
2.2 TUJUAN
Adapun
tujuan dari pembuatan makalah ini adalah :
- Untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah keperawatan komunitas 2
- Untuk mempelajari lebih mendalam mengenai materi pengobatan.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 PENGERTIAN
PENGOBATAN
Pengobatan adalah suatu tindakkan, usaha, aktivitas,
cara yg kita lakukan untuk memulihkan kesehatan, setelah kesehatan kita
bermasalah/terganggu. Dalam hal ini kesehatan bisa kita kelompokkan menjadi
dua, yaitu kesehatan fisik & kesehatan mental.
Dalam bidang medis, kata pengobatan sinonim dengan
kata terapi. Di antara psikolog, kata ini mengacu kepada psikoterapi. Terapi
pencegahan atau terapi Profilaksis adalah pengobatan yang dimaksudkan untuk
mencegah munculnya gangguan terhadap kesehatan kita.
2.2 MACAM-MACAM
PENGOBATAN
Menurut Mangan (2003), cara pengobatan yang ada di
kalangan masyarakat sekarang bisa disimpulkan kepada dua tipe pengobatan yaitu
pengobatan cara barat yang bersifat
konvensional dan juga dianggap moderen serta pengobatan cara timur yang
bersifat alternatif dan sering kali disebut pengobatan tradisional. Secara umumnya, pengobatan timur bertujuan
untuk meningkatkan sistem imun, menghambat pertumbuhan penyakit, mengurangi
keluhan pengguna dan memperbaiki fungsi badan tubuh. Berbeda dengan pengobatan barat di mana sebagai contohnya bisa membuang tumor
atau kanker dengan pembedahan, membunuh sel kanker dengan kemoterapi ataupun
melakukan radioterapi untuk membunuh sel kanker yang kebanyakannya bersifat
invasif pada tubuh manusia.
Paradigma yang diterapkan dalam pengobatan barat
adalah ’illness is the enemy’ dan
pengobatan timur pula dengan paradigma
’illness is not an enemy but caused unbalancing energy’ menyebabkan
perbedaan cara pandang masyarakat serta cara aplikasi keduanya pada upaya
pelayanan kesehatan pada masyarakat. Meskipun demikian, pengobatan tradisional ini
diharapkan berkembang bersama pengobatan
moderen supaya bisa saling
mendukung dalam memberikan pelayanan kesehatan yang optimal pada masyarakat
(Mushito, 2002).
I.
Pengobatan
Tradisional
A. Definisi
Menurut WHO (2000), pengobatan tradisional adalah
jumlah total pengetahuan, keterampilan, dan praktek-praktek yang berdasarkan
pada teori-teori, keyakinan, dan pengalaman masyarakat yang mempunyai adat
budaya yang berbeda, baik dijelaskan atau tidak, digunakan dalam pemeliharaan
kesehatan serta dalam pencegahan, diagnosa, perbaikan atau pengobatan penyakit
secara fisik dan juga mental.
Selain itu,
pengobatan tradisional juga salah satu cabang pengobatan alternatif yang bisa
didefinisikan sebagai cara pengobatan yang dipilih oleh seseorang bila cara
pengobatan konvensional tidak memberikan hasil yang memuaskan (Asmino, 1995).
B. Jenis
Pengobatan Tradisional
Menurut Asmino (1995), pengobatan tradisional ini
terbagi menjadi dua yaitu cara penyembuhan tradisional atau traditional healing
yang terdiri daripada pijatan, kompres, akupuntur dan sebagainya serta obat
tradisional atau traditional drugs yaitu menggunakan bahan-bahan yang telah
tersedia dari alam sebagai obat untuk menyembuhkan penyakit. Obat tradisional ini terdiri dari tiga jenis
yaitu pertama dari sumber nabati yang diambil dari bagian-bagian tumbuhan
seperti buah, daun, kulit batang dan sebagainya. Kedua, obat yang diambil dari sumber hewani
seperti bagian kelenjar-kelenjar, tulang-tulang maupun dagingnya dan yang
ketiga adalah dari sumber mineral atau garam-garam yang bisa didapatkan dari mata air yang
keluar dari tanah contohnya, air mata air zam-zam yang terletak di Mekah
Mukarramah.
1. Obat
Herbal
A. Definisi
Herbal identik dengan
dunia tumbuh-tumbuhan yang tidak berkayu atau jenis tanaman perdu. Dalam
ilmu pengobatan, istilah herbal mempunyai pengertian yang cukup luas, yaitu
segala jenis tanaman dan bagian-bagiannya yang yang mengandung beberapa bahan
aktif yang dapat dipergunakan sebagai obat (therapeutic).
Obat
herbal didefinisikan sebagai obat-obat yang
dibuat dari bahan alami seperti tumbuhan yang sudah dibudidayakan maupun
tumbuhan liar. Selain itu, obat herbal
juga bisa terdiri dari obat yang berasal dari sumber hewani, mineral atau
gabungan antara ketiganya (Mangan, 2003).
Sebanyak 150,000 daripada 250,000
spesis tumbuhan yang diketahui di dunia adalah berasal dari kawasan
tropika. Di Malaysia sahaja,
kira-kira 1,230 jenis spesies tumbuhan telah lama digunakan
di dalam rawatan tradisional (Dharmaraj, 1998).
Kaum Melayu misalnya sering menggunakan akar susun kelapa (Tabernaemontana
divaricata), akar melur (Jasminum sambac), bunga raya (hibisus rosa sinensis)
dan ubi memban (maranthaarundinacea) untuk rawatan kanser (Dharmaraj, 1998).
Dalam pengobatan
tradisional ini, memang masih kurang data-datalaboratorium tentang khasiat
serta manfaat tanaman-tanaman tersebut.
Oleh sebab itu, di kalangan ahli dokter moderan menganggap pengobatan
alternatif ini kurang ilmiah karena tidak didukung dengan data klinis yang
valid. Para ahli pengobatantradisional ini pada dasarnya melihat
kesehatan sebagai satu pendekatan holistik di mana jika adanya berlaku gangguan
pada salah satu organ tubuh maka ini akan menyebabkan ketidakseimbangan pada
organ tubuh yang lainnya. Tujuan utama pengobatan ini dilakukan lebih kepada
penyembuhan dengan menyeimbangkan kondisi organ-organ ini dan bukan hanya untuk
menghilangkan gejala sahaja (Mursito, 2002)
B. Keuntungan
Penggunaan Obatan Herbal
Keuntungan
utama dalam menggunakan obatan herbal ini adalah biayanya yang murah (Moh,
1998). Ini karena mudahnya dapat bahan
baku ini termasuklah bisa ditanam sendiri di halaman rumah sebagai
bekalan. Kebanyakan tumbuhan ini mudah
membesar dan tidak memerlukan kos penjagaan yang tinggi jika ditanam sendiri. Selain itu, efek samping yang ditimbulkannya
relatif kecil sehingga lebih aman digunakan daripada obat-obatan modern yang
banyak efek sampingnya. Malah di
kalangan masyarakat, obat herbal ini dianggap tidak memiliki efek samping walaupun sebenarnya dalam setiap
tumbuhan ini memiliki bahan kimia cuma dalam dosis yang relatif kecil sehingga
tidak memberikan efek yang besar pada penggunanya (Mangan, 2003).
c. Konsep Pengobatan Herbal
§ Pendekatan yang
digunakan lebih bersifat holistic. Tubuh manusia dilihat sebagai sebuah system
harmoni yang selalu seimbang; tidak berfungsinya satu bagian tubuh akan
menyebabkan ketidakseimbangan tubuh pada bagian yang lain. Jika tubuh kurang
mampu melakukan penyeimbangan kembali, maka akan muncul sebuah penyakit. Jadi
tujuan dari pengobatan herbal adalah usaha untuk membantu tubuh mengembalikan
harmoni atau keseimbangan dalam tubuh.
§ Selain faktor eksternal,
pengobatan herbal melakukan penyembuhan dengan memanfaatkan kekuatan penyembuh
yang datangnya dari faktor Spiritual, emosional, mental, dan fisikal.
Kekuatan penyembuhan yang demikiandalam dunia medis modern biasa dikenal dengan
Sistem Imun.
§ Sistem Imun penentu
utama seseorang sehat atau sakit. Herbalogi fokus pada imunity tersebut.
Sehingga pengobatan yang dilakukan untuk “Improve and maintain body immune
system against external pathogen and pressure”.
§ Menggunakan seoptimal
mungkin bahan murni dari bahan herbal sebagai obat, tanpa tambahan zat
kimia sintetis seperti pada pengobatan modern.
2.
Simplisia
Obat
herbal ini biasanya disediakan dalam bentuk ekstrak bahan baku dari tanaman
herbal yang ada atau nama lainnya adalah
simplisia. Bahan bakunya bisa terdiri
dari sebagian dari tumbuhan tersebut seperti bagian batang, daun, akar, kulit,
serta buah, maupun seluruh bagian tumbuhan tersebut. Simplisia ini juga bisa diolah dalam bentuk
segar ataupun kering. Untuk simplisia
bentuk segar, ini harus segera digunakan selagi dalam keadaan baik dan juga
dikhawatirkan akan tumbuh jamur atau mikroba lainnya. Jika untuk penggunaan yang lama, biasanya
akan digunakan simplisia bentuk kering supaya dapat mempertahankan kandungan
metabolit yang penting dalam mengobati pasien.
Kandungan
metabolit ini terbagi dua yaitu metabolit primer dan metabolit sekunder. Metabolit sekunder inilah yang memainkan peranan dalam bidang pengobatan. Beberapa contoh senyawa metabolit yang ada
dalam obat herbal ini adalah senyawa golongan alkaloida, glukosida, politenol,
flavonoida, antosian, seskuiterpen dan saponin.
Jumlah metabolit sekunder dalam satu simplisia amat dipengaruhi oleh
beberapa faktor yaitu faktor lingkungan, umur tanaman sewaktu dipanen, waktu
panen serta kegiatan pasca panen. Waktu
panen sangat berhubungan dengan pembentukan metabolit sekunder, di mana yang
terbaik adalah pada saat penghasilan metabolit sekunder pada kadar maksimum.
Sebagai contoh, tanaman poko (mentha piperita) akan menghasilkan mentol
tertinggi dalam daun mudanya saat tanaman itu berbunga.
3.
Pijat Tradisional
A. Definisi
Pijat
adalah sebuah perlakuan ”hands-on”, di mana terapis memanipulasi otot dan
jaringan lunak lain dari tubuh untuk meningkatkan kesehatan dan kesejahteraan.
Berbagai jenis pijat dari lembut membelai hingga teknik manual yang lebih dalam
untuk memijat otot serta jaringan lunak lainnya. Pijat ini telah dipraktikkan sebagai terapi
penyembuhan selama berabad-abad yang hampir ada dalam setiap kebudayaan di
seluruh dunia. Ini dapat membantu
meringankan ketegangan otot, mengurangi stres, dan membangkitkan rasa
ketenangan. Meskipun pijat mempengaruhi
tubuh secara keseluruhan, hal itu terutama mempengaruhi aktivitas, sistem
muskuloskeletal, peredaran darah, limfatik, dan juga saraf.
B. Jenis
Pijatan
Ada
hampir 100 pijat tubuh yang berbeda-beda tekniknya. Setiap teknik unik dirancang untuk mencapai
tujuan tertentu. Jenis yang paling umum
diterapkan di Amerika Serikat dan semakin berkembang di negara-negara lain
meliputi:
a. Pijatan
Aromaterapi: Minyak essensial dari tanaman dipiijat di atas kulit untuk meningkatkan
penyembuhan dan efek relaksasi dari pijatan itu. Minyak essensial ini diyakini memiliki
pengaruh kuat pada suasana hati dengan merangsang dua struktur jauh di dalam
otak yaitu sistem limbik dan hipokampus yang merupakan penyimpan emosi dan
memori.
b. Pijatan
Craniosakral: tekanan lembut diterapkan pada kepala dan tulang belakang untuk memperbaiki
ketidakseimbangan dan memulihkan aliran cairan serebrospinal di daerah-daerah
tersebut.
c. Pijatan
Limfatik: Pijatan yang lembut dan berirama digunakan untuk meningkatkan aliran
getah bening (cairan berwarna yang membantu melawan infeksi dan penyakit) ke
seluruh tubuh. Salah satu bentuk yang
paling populer dari pijat limfatik, drainase limfatik manual (MLD), berfokus
pada pengeringan kelebihan getah bening.
MLD biasanya digunakan setelah operasi (seperti mastektomi untuk kanker
payudara) untuk mengurangi bengkak.
d. Pijatan
miofasial: tekanan lembut dan memposisi tubuh digunakan untuk relaksasi dan
peregangan otot-otot, fasia (jaringan ikat), dan struktur terkait. Biasanya terapis fisik dan terapis pijat yang
terlatih menggunakan teknik ini.
e. Terapi
Polaritas: Suatu bentuk energi penyembuhan, terapi polaritas menstimulasi dan
menyeimbangkan aliran energi dalam tubuh untuk meningkatkan kesehatan dan
kesejahteraan.
f. Refleksi:
teknik khusus menggunakan ibu jari dan jari diterapkan pada tangan dan
kaki. Refleksologis percaya bahwa daerah
ini mengandung "titik refleks," atau koneksi langsung ke organ
tertentu dan struktur pada seluruh tubuh.
g. Rolfing:
Tekanan diterapkan pada fasia (jaringan
ikat) untuk meregangkan, memperpanjang, dan membuatnya lebih fleksibel. Tujuan
dari teknik ini adalah untuk menyelaraskan tubuh sehingga menghemat energi,
melepaskan ketegangan, dan fungsi yang lebih baik.
h. Shiatsu:
tekanan lembut jari tangan diterapkan terhadap titik-titik tertentu pada tubuh
untuk menghilangkan rasa sakit dan meningkatkan aliran energi (dikenal sebagai
qi) melalui jalur energi tubuh (disebut meridian).
i.
Pijatan Olahraga:
Sering digunakan pada atlet profesional dan individu aktif lainnya, pijatan
olahraga dapat meningkatkan kinerja dan mencegah serta mengobati cedera yang
berhubungan dengan olahraga.
j.
Pijatan Swedia:
Berbagai stroke dan teknik tekanan yang digunakan untuk meningkatkan aliran
darah ke jantung, menghilangkan hasil metabolisme dari jaringan, meregangkan
ligamen dan tendon, serta meredakan ketegangan fisik dan emosional.
k. Pijatan ’Trigger Poin’: Tekanan diterapkan untuk
"memicu poin" (daerah lembut di mana otot-otot telah rusak) untuk
mengurangi kejang otot dan sakit.
l.
Sentuhan Integratif:
Suatu bentuk terapi pijat lembut yang menggunakan teknik non-sirkulasi. Hal ini dirancang untuk memenuhi kebutuhan
pasien yang dirawat di rumah sakit atau dalam perawatan hospis.
m. Sentuhan
Pengasih: Menggabungkan satu-satu fokus perhatian, sentuhan yang disengaja, dan
pijatan sensitif dengan komunikasi untuk meningkatkan kualitas hidup untuk
pasien usia lanjut, sakit, atau pasien kritis (ADAM, 2010).
C. Indikasi
Pijatan
Pijat diyakini dapat mendukung penyembuhan,
meningkatkan energi, mengurangi waktu pemulihan
cedera, meringankan rasa sakit, dan meningkatkan relaksasi, suasana
hati, dan kesejahteraan. Hal ini berguna
untuk banyak masalah muskuloskeletal, nyeri punggung, osteoarthritis,
fibromyalgia, dan terkilir. Pijat juga
dapat mengurangi depresi pada orang dengan sindrom kelelahan kronis, mudah
sembelit (bila teknik ini dilakukan di daerah perut), menurunkan pembengkakan
setelah mastektomi (pengangkatan payudara), mengurangi gangguan tidur, dan meningkatkan
citra diri.
Di tempat kerja, pijat telah terbukti dapat
mengurangkan stres dan meningkatkan kewaspadaan mental. Sebuah studi (Cambron, 2006) menemukan bahwa
pijat jaringan dapat mengurangi tingkat tekanan darah (pengurangan rata-rata
10,4 mm Hg dalam tekanan sistolik dan penurunan tekanan diastolik sebesar 5,3
mm Hg). Studi lain menunjukkan bahwa
pijat memiliki efek menguntungkan pada
rasa sakit langsung dan suasana hati di antara pasien dengan kanker tingkat
lanjut (Kutner, 2008).
Menurut studi klinis yang dilakukan (Furlan, 2008),
menunjukkan bahwa pijat mengurangi rasa sakit punggung kronis lebih efektif
daripada perlakuan lainnya (termasuk akupunktur dan perawatan medis
konvensional untuk kondisi ini) dan, dalam banyak kasus, biayanya juga kurang
dari perlakuan lainnya. Ibu dan bayi
yang baru lahir juga tampak manfaat dari pijat. Ibu yang dilatih untuk memijat bayi mereka
sering merasa kurang tertekan dan memiliki ikatan emosional yang lebih baik
dengan bayi mereka. Bayi yang menerima
pijatan dari ibu mereka juga cenderung lebih sedikit menangis, dan lebih aktif,
waspada, dan ramah. Bayi prematur yang
menerima terapi pijat telah menunjukkan penambahan berat badan lebih cepat
daripada bayi prematur yang tidak menerima terapi ini. Bayi yang menerima pijat secara teratur juga
mendapat tidur lebih baik, mengurangi masalah kenbung perut atau kolik, dan
memiliki kesadaran tubuh yang lebih baik serta pencernaan lebih teratur
(Beider, 2007). Studi yang dilakukan Vennesy pada tahun 2007 yang menyentuh
tentang pengobatan secara fizikal ini menunjukkan bahwa pijat bisa menjadi
pengobatan yang efektif untuk anak-anak muda dan remaja dengan berbagai masalah
kesehatan, termasuk:
a. Autism:
Anak-anak autistik, yang biasanya tidak suka disentuh,menunjukkan perilaku yang
kurang autis dan lebih sosial dan perhatian setelah menerima terapi pijat dari
orang tua mereka.
b. Dermatitis
atopik: Anak-anak dengan masalah ini, tampaknya berkurangan kemerahan, bersisik
serta gatal-gatal dan gejala lain jika menerima pijat. Pijat sebaiknya tidak digunakan saat kondisi
kulit meradang secara aktif.
c. Attention
deficit hyperactivity disorder (ADHD): Pijat dapat memperbaiki suasana hati
pada anak dengan ADHD dan membantu mereka merasa kurang gelisah dan hiperaktif.
d. Bulimia:
Studi menunjukkan bahwa remaja dengan gangguan makan merasa kurang tertekan dan
cemas setelah menerima terapi pijat.
e. Diabetes:
Pijat dapat membantu mengatur kadar gula darah dan mengurangi kecemasan dan
depresi pada anak dengan diabetes.
f. Rheumatoid
arthritis: Anak-anak remaja dengan rheumatoid arthritis (JRA) telah terbukti
kurang mengalami rasa sakit, kekakuan pada waktu pagi, dan kecemasan hasil
daripada terapi pijat.
D. Kontraindikasi
Pijatan
Orang-orang
yang mempunyai kondisi seperti gagal jantung, gagal ginjal, infeksi pada vena
superfisial atau selulitis pada bahagian kaki dan lain-lain, pengumpalan darah
pada kaki, masalah koagulasi, dan infeksi kulit yang bisa berjangkit. Bagi pasien yang menderita kanker, perlu
mendapatkan pengesahan daripada dokter mereka karena pijatan ini bisa
merusakkan tisu yang rapuh akibat dari kemoterapi atau pengobatan radiasi. Begitu juga dengan pasien goiter, ekzema dan
lesi-lesi kulit lainnya ketika masih sedang kambuh serta pasien yang menderita
osteoporosis, demam tinggi, kurang sel darah putih, masalah mental dan yang
sedang pulih dari pembedahan harus mengelakan dari melakukan pijatan ini.
4. Akupunktur
A. Definisi
Akupunktur
adalah cara pengobatan yang menggunakan cara menusuk jarum pada titik-titik tertentu pada tubuh badan manusia
dan digunakan untuk mengembalikan serta mempertahankan kesehatan seseorang
dengan menstimulasi titik-titik itu.
B. Indikasi
melakukan akupunktur menurut WHO tahun 1991
a. Saluran
pencernaan dan lambung; untuk mengatasi
pelbagai masalah fungsional seperti masalah ekskresi asam lambung, nyeri kolik,
otot dan peradangan
b. saluran
nafas; untuk mengatasi kondisi alergi dan meningkatkan daya tubuh
c. mata;
kelainan mata yang bersifat radang dan fungsional otot serta refraksi
d. mulut;
untuk mengatasi rasa nyeri setelah pencabutan gigi ataupun peradangan kronis
e. saraf,
otot dan tulang; yaitu masalah yang berkaitan dengan nyeri, kelemahan,
kelumpuhan serta peradangan pada sendi
Akupunktur juga dapat digunakan sebagai terapi
alternatif untuk penyakit yang secara konvensional belum jelas pengobatannya
dan apabila pengobatan konvensional sudah kurang bereaksi terhadap panyakit
tersebut. Akupunktur juga dapat digunakan
secara beriringan dengan terapi konvensional ini dan terbukti dapat membantu
penderita yang diserang penyakit berat seperti stroke dalam rehabilitasi mereka.
C. Kontraindikasi
Pengobatan Akupunktur
Seperti yang telah diketahui, semua jenis pengobatan
pasti ada kontraindikasinya. Bagi
akupunktur, kontraindikasinya adalah bagi penderita yang dalam keadaan hamil.
Selain itu, penderita yang menggunakan pacu jantung ataupun pacemaker juga
dinasihatkan untuk tidak memilih pengobatan akupunktur ini. Dan dalam kerja menusuk, seorang akupunkturis
tidak bisa menusuk dekat daerah tumor ganas dan juga pada kulit yang sedang
meradang.WHO juga sedang meninjau tentang perlindungan dan pencegahan terhadap
penularan Hepatitis dan HIV/AIDS melalui jarum akupunktur. Praktisi akupunktur dan masyarakat yang
menggunakan khidmat pengobatan akupunktur ini diharapkan diberi pendidikan
tentang risiko yang bisa dialami dan cara kerja yang benar untuk menanggung
ulangan keadaan ini.
II.
Pengobatan
Modern
Pengobatan modern adalah pengobatan yang
dilakukan dengan cara-cara modern/ilmiah atau telah diuji cobakan dengan sebuah
penelitian dan dapat dipertanggungjawabkan.
Dengan pengobatan barat di mana sebagai contohnya bisa membuang tumor
atau kanker dengan pembedahan, membunuh sel kanker dengan kemoterapi ataupun
melakukan radioterapi untuk membunuh sel kanker yang kebanyakannya bersifat
invasif pada tubuh manusia.
Namun, dari cara pembuatan, obat modern
memiliki sedikit keunggulan karena dibuat dengan mesin dan pada umumnya
dilakukan secara terukur dan melalui proses percobaan yang terkontrol. Dengan
demikian, sterilisasi atau faktor kebersihan obat modern jauh lebih terjaga.
Obat-obatan modern juga dibuat dengan menambahkan beberapa zat kimia sehingga
bukan mustahil akan ada efek samping setelah mengkonsumsinya obat jenis ini.
Pengobatan modern relatif lebih mahal karena bahan baku obat–obatannya sangat
mahal dan harganya sangat tergantung pada banyak komponen.
2.3 PERBEDAAN
PENGOBATAN HERBAL DENGAN PENGOBATAN KIMIA
Obat Herbal :
1.
Diarahkan pada sumber penyebab penyakit dan
perbaikan fungsi serta organ-organ yang rusak.
2.
Bersifat rekonstruktif atau memperbaiki organ
dan membangun kembali organ-organ, jaringan atau sel-sel yang rusak.
3.
Bersifat kuratif artinya benar-benar
menyembuhkan karena pengobatannya pada sumber penyebab penyakit.
4.
Lebih diutamakan untuk mencegah penyakit,
pemulihan penyakit-penyakit komplikasi menahun, serta jenis penyakit yang
memerluakan pengobatan lama.
5.
Reaksi lambat tetepi bersifat konstruktif atau
memperbaiki dan membangun kembali organ-organ yang rusak.
6.
Efek samping hampir tidak ada, asalkan diramu
oleh herbalis yang ahli dan berpengalaman.
7.
Obat Kimiawi :
1.
Lebih diarahkan untuk menghilangkan
gejala-gejalanya saja.
2.
Bersifat sympthomatis yang hanya untuk
mengurangi penderitaannya saja.
3.
Bersifat paliatif artinya penyembuhan yang
bersifat spekulatif, bila tepat penyakit akan sembuh, bila tidak endapan obat
akan menjadi racun yang berbahaya.
4.
Lebih diutamakan untuk penyakit-penyakit yang
sifatnya akut (butuh pertolongan segera) seperti asma akut, diare akut, patah
tulang, infeksi akut dan lain-lain.
5.
Reaksi cepat, namun bersifat destruktif artinya
melemahkan organ tubuh lain, terutama jika dipakai terus-menerus dalam jangka
waktu lama.
6.
Efek samping yang bisa ditimbulkan iritasi
lambung dan hati, kerusakan ginjal, mengakibatkan lemak darah.
7.
Reaksi terhadap tubuh cepat.
BAB III
SATUAN ACARA PENYULUHAN
PENGOBATAN
1.
.Penyuluhan
- Materi :Pengobatan
- Tempat :Cisurupan selatan
- Waktu :3 Desember 2012
- Sasaran :Warga Kampung Cisurupan Selatan
2.
Tujuan
umum :Responden
dapat memahami mengenai pengobatan.
3.
Tujuan
Khusus :Responden
dapat menyimpulakan kembali apa yang telah dipaparkan oleh penyuluh.
4.
Media : Power
Point dan Bahan demonstrasi
5.
Pelaksanaan :
Penyuluh
|
Audience
|
Media
|
Pendahuluan :
|
1.Mendengarkan
2.Menjawab pertanyaan
Penyuluh
|
-
|
Penyuluhan
|
|
1.Power Point
2.Bahan demonstrasi
|
Penutup
1.Penutupan
2.Salam penutupan
|
1.Menjawab salam
penutuapn
|
-
|
BAB IV
KESIMPULAN
Di dalam suatu ilmu
kesehatan untuk menyembuhkan suatu penyakit ada dua macam pengobatan, yaitu
pengobatan modern dan pengobatan tradisional. Pengobatan-pengobatan ini sangat
berbeda satu sama lain. Pengobatan modern adalah pengobatan yang dilakukan
dengan cara-cara modern/ilmiah atau telah diuji cobakan dengan sebuah penelitian
dan dapat dipertanggungjawabkan. pengobatan tradisional
adalah jumlah total pengetahuan, keterampilan, dan praktek-praktek yang
berdasarkan pada teori-teori, keyakinan, dan pengalaman masyarakat yang
mempunyai adat budaya yang berbeda, baik dijelaskan atau tidak, digunakan dalam
pemeliharaan kesehatan serta dalam pencegahan, diagnosa, perbaikan atau
pengobatan penyakit secara fisik dan juga mental.
Penggunaan ramuan
tradisional memiliki efek samping negatif yang sangat kecil jika dibandingkan
dengan obat–obatan medis modern. Hal ini dikarenakan, bahan baku ramuan
tradisional sangat alami atau tidak bersifat sintetik. Meskipun demikian, obat
herbal yang baru tetap harus melewati uji klinis yang sama dengan obat-obatan
sintetik. Selama mengikuti takaran yang dianjurkan, proses pembuatannya
higienis, dan cara penyimpanan yang baik, maka efek samping negatif ramuan
tradisional ini tidak perlu dikhawatirkan.
Hubunganan di antara
pengobatan alternatif dengan pengobatan modern bukanlah hubungan yang
bersaing. Pengobatan kedua-duannya hidup saling berdampingan dan
bersama-sama menyediakan pilihan pengobatan untuk bermacam-macam
penyakit. Jadi untuk pemilihan obat yang baik pilihlah obat yang
berkhasiat seperti obat Tradisional tapi tetap terjaga mutu dan kebersihannya
seperti obat Modern.
DAFTAR PUSTAKA
dr Budi Laksono.2007.Tanaman obat
dalam pengobatan modern.Semarang
Dr, Garima Sancheti, Shrivastava
Anshu Dr dan Sanjay Pawar Dr .2006.Acharya Deepak
http://translate.googleusercontent.com
Pramono, S,Katno. 2002.Tingkat
Manfaat dan Keamanan Tanaman Obat dan Obat Tradisional, Balai Penelitian
Tanaman Obat Tawangmangu.Fakultas Farmasi.UGM.Yogyakarta
0 Komentar:
Posting Komentar
Berlangganan Posting Komentar [Atom]
<< Beranda