belajar kasus
KEP DEWASA 1
KASUS 1
Ny. B berusia 49 tahun, pasien datang
ke poliklinik RS pasien mengalami bertambah BB 10 kg selama satu tahun
terakhir. Pasien sering mengatakan lelah yang terus menerus, tidak tahan
dingin, sulit konsentrasi, pasien juga merasa sering merasa sedih.
Riwayat kesehatan :
Pasien mengalami rheumatoid artritis
semenjak usia 30 tahun, pasien langsung ke RS apabila merasa sakit dan mencoba
mempertahankan kesehatan fisiknya. Pasien tidak minum obat kecuali rutin minum
vitamin dan aspirin.
Riwayat sosial :
Pasien tidak merokok hanya minum
alkohol, dia bekerja sebagai asistant administrasi. Pasien telah bercerai dan
menjadi orangtua tunggal untuk dua anaknya yang telah beranjak dewasa.
Pemeriksaan fisik :
Kulit
dan rambut kering, kelenjar thyroid membesar dan dapat di palpasi, bunyi paru
normal, pasien mengeluh kontipasi, TTv dalam batas normal.
Laboratorium:
TSH
meningkat, T4 bebasmenurun, indikasi menurunnya fungsi thyroid
Pertanyaan
:
1.
Identifikasi
gejala yang muncul pada Ny. B dan lakukan pengkajian pada pasien tersebut
disesuaikan dengan penyakit hypothyroid ?
2.
Jelaskan
hubungan T4 yang menurun dan TSH yang meningkat terhadap diagnose hypothyroid ?
3.
Apabila
pasien telah pulang apakah rencana perawatan rumah pada pasien tersebut,
sebutkan lima langkah yang dilakukan dengan alasannya ?
Jawab
1.
Identifikasi
gejala yang muncul pada Ny. B dengan kasus Hypothyroid
a.
Klien
merasa lelah yang terus menerus
b.
Perubahan kulit.
c.
Suhu yang tidak toleran.
d.
Fungsi fikir dan intelektual.
e.
Mengeluh
susah BAB (Konstipasi)
2.
Hubungan
T4 yang menurun dengan TSH yang meningkat pada pasien hypothyroid
a.
Adanya
mekanisme umpan balik. Apabila T4 meningkat otomatis kelenjar hipofisis
mensekresi maka TSH menurun. Dan apabila T4 menurun otomatis TSH meningkat. Hal
ini dipengaruhi oleh TRH (Thyroid Releasing Hormon)
3.
Rencana
perawatan di rumah pada pasien dengan kasus Hypothyroid
a.
Berikan
makanan tinggi iodium
Alasannya
: karena iodium dapat memberikan kadar T3 dan T4 yang stabil
b.
Anjurkan
kepada klien untuk mengkonsumsi makanan tinggi serat dan banyak mengandung air
Alasannya
:
a.
Untuk
melancarkan BAB sehingga tidak terjadi konstipasi
b.
Untuk
meningkatkan asupan cairan pada pasien
c.
Anjurkan
klien untuk mengkonsumsi obat secara teratur
Alasannya
-
Dengan
mengkonsumsi obat teratur dapat mempercepat proses penyembuhan pasien
d.
Uraikan
tanda-tanda dan gejala pemberian obat dengan dosis yang berlebihan dan kurang.
Alasannya :
-
Berfungsi sebagai pengecekan bagi pasien untuk menentukan apakah tujuan
terapi terpenuhi.
e.
Jelaskan perlunya tindak lanjut
jangka panjang kepada pasien dan keluarganya.
Alasannya :
-
Meningkatkan
kemungkinan bahwa keadaan hipo atau hipertiroidisme akan dapat dideteksi dan
diobati.
KASUS 2
Ny. M berusia 44 tahun menderita DM tipe 2, pasien
mengatakan kalau dia menderita DM setelah dewasa, pasien jarang memeriksa kadar
gula darah nya.
Pertanyaan
1.
Apakah
hubungan antara tingkat gula darah dan perkembangan komplikasi yang terjadi
pada usia dewasa dengan perkembangan diabetes
2.
Apakah
tanda dan gejala yang muncul pada pasien diabetes dan komplikasi yang terjadi
Jawaban
1.
DM
tipe 2 biasanya mulai terjadi pada pertengahan umur atau lebih. Pasien biasanya
gemuk, gejala terjadi perlahan‐lahan, dan diagnosis sering dilakukan
jika individu tanpa gejala mengalami peningkatan glukosa plasma pada
pemeriksaan laboratorium rutin. Berbeda dengan DM tipe 1, pada DM tipe 2 kadar
insulin plasma normal hingga tinggi dalam istilah absolut, meski pun lebih
rendah dari yang diperkirakan untuk kadar glukosa plasma (terjadi defisiensi
insulin relatif). Kadar glukagon tinggi dan resisten, dimana respons glukagon
yang berlebihan akibat makanan yang masuk tidak dapat ditekan akibat fungsi sel
alfa tetap abnormal. Komplikasi akut yang terjadi pada pasien DM tipe 2 adalah
sindroma koma hiperosmolar non‐ketotik, dan tidak terjadi
ketoasidosis.
Ketoasidosis
tidak terjadi akibat hati resisten terhadap glukagon sehingga kadar malonil‐CoA
tetap tinggi, sehingga menghambat oksidasi asam lemak jalur ketogenik. Jika penurunan
berat badan terjadi, dapat diatasi dengan diet saja.
Sebagian
besar pasien yang gagal dengan terapi diet memberi respons terhadap
sulfonilurea, tetapi perbaikan hiperglikemia pada kebanyakan penderita tidak
cukup hanya dengan obat ini saja, karena itu sejumlah besar pasien DM tipe 2
memerlukan insulin (Foster, 2000).
2.
Tanda
& Gejala yang muncul dan komplikasi yang terjadi pada DM
a.
Gejala
Umum DM
-
Poli
uria
-
Poli
Dipsia
-
Poli
Pagi
-
Berat
badan turun
-
Pandangan
terganggu,
-
Cepat
lelah
Komplikasi
akut dapat berupa :
a)
Hipoglikemia yaitu menurunnya kadar gula
darah < 60 mg/dl
b)
Keto Asidosis Diabetika (KAD) yaitu DM dengan
asidosis metabolic dan hiperketogenesis
c)
Koma Lakto Asidosis yaitu penurunan kesadaran
hipoksia yang ditimbulkan oleh hiperlaktatemia.
d)
Koma Hiperosmolar Non Ketotik, gejala sama
dengan no 2 dan 3 hanya saja tidak ada hiperketogenesis dan hiperlaktatemia.
Komplikasi
kronis :
a.
Makroangiopati, mengenai pembuluh darah besar
(pembuluh darah yang dapat dilihat secara mikroskopis) antara lain pembuluh
darah jantung / Penyakit Jantung Koroner, pembuluh darah otak /stroke, dan
pembuluh darah tepi / Peripheral Artery Disease.
b.
Mikroangiopati, mengenai pembuluh darah
mikroskopis antara lain retinopati diabetika (mengenai retina mata) dan
nefropati diabetika (mengenai ginjal).
c.
Neuropati, mengenai saraf tepi. Penderita
bisa mengeluh rasa pada kaki/tangan berkurang atau tebal pada kaki atau kaki
terasa terbakar/bergetar sendiri.
Selain di atas, komplikasi kronis DM dapat dibagi
berdasarkan organ yang terkena yaitu
. Kulit : Furunkel, karbunkel, gatal, shinspot (dermopati
diabetik: bercak hitam di kulit daerah tulang kering), necrobiosis lipoidica
diabeticorum (luka oval, kronik, tepi keputihan), selulitis ganggren
Kaki diabetika
(diabetic foot), merupakan kombinasi makroangiopati, mikroangopati, neuropati
dan infeksi pada kaki
0 Komentar:
Posting Komentar
Berlangganan Posting Komentar [Atom]
<< Beranda