Jumat, 01 Februari 2013

belajar kasus


KEP DEWASA 1
KASUS 1
Ny. B berusia 49 tahun, pasien datang ke poliklinik RS pasien mengalami bertambah BB 10 kg selama satu tahun terakhir. Pasien sering mengatakan lelah yang terus menerus, tidak tahan dingin, sulit konsentrasi, pasien juga merasa sering merasa sedih.
Riwayat kesehatan :
Pasien mengalami rheumatoid artritis semenjak usia 30 tahun, pasien langsung ke RS apabila merasa sakit dan mencoba mempertahankan kesehatan fisiknya. Pasien tidak minum obat kecuali rutin minum vitamin dan aspirin.
Riwayat sosial :
Pasien tidak merokok hanya minum alkohol, dia bekerja sebagai asistant administrasi. Pasien telah bercerai dan menjadi orangtua tunggal untuk dua anaknya yang telah beranjak dewasa.
Pemeriksaan fisik :
Kulit dan rambut kering, kelenjar thyroid membesar dan dapat di palpasi, bunyi paru normal, pasien mengeluh kontipasi, TTv dalam batas normal.
Laboratorium:
TSH meningkat, T4 bebasmenurun, indikasi menurunnya fungsi thyroid
Pertanyaan :
1.    Identifikasi gejala yang muncul pada Ny. B dan lakukan pengkajian pada pasien tersebut disesuaikan dengan penyakit hypothyroid ?
2.    Jelaskan hubungan T4 yang menurun dan TSH yang meningkat terhadap diagnose hypothyroid ?
3.    Apabila pasien telah pulang apakah rencana perawatan rumah pada pasien tersebut, sebutkan lima langkah yang dilakukan dengan alasannya ?

Jawab
1.   Identifikasi gejala yang muncul pada Ny. B dengan kasus Hypothyroid
a.    Klien merasa lelah yang terus menerus
b.    Perubahan kulit.
c.    Suhu yang tidak toleran.
d.    Fungsi fikir dan intelektual.
e.    Mengeluh susah BAB (Konstipasi)
2.   Hubungan T4 yang menurun dengan TSH yang meningkat pada pasien hypothyroid
a.    Adanya mekanisme umpan balik. Apabila T4 meningkat otomatis kelenjar hipofisis mensekresi maka TSH menurun. Dan apabila T4 menurun otomatis TSH meningkat. Hal ini dipengaruhi oleh TRH (Thyroid Releasing Hormon)
3.   Rencana perawatan di rumah pada pasien dengan kasus Hypothyroid
a.    Berikan makanan tinggi iodium
Alasannya : karena iodium dapat memberikan kadar T3 dan T4 yang stabil
b.    Anjurkan kepada klien untuk mengkonsumsi makanan tinggi serat dan banyak mengandung air
Alasannya :
a.    Untuk melancarkan BAB sehingga tidak terjadi konstipasi
b.    Untuk meningkatkan asupan cairan pada pasien
c.    Anjurkan klien untuk mengkonsumsi obat secara teratur
Alasannya
-        Dengan mengkonsumsi obat teratur dapat mempercepat proses penyembuhan pasien
d.    Uraikan tanda-tanda dan gejala pemberian obat dengan dosis yang berlebihan dan kurang.
Alasannya :
-       Berfungsi sebagai pengecekan bagi pasien untuk menentukan apakah tujuan terapi terpenuhi.
e.    Jelaskan perlunya tindak lanjut jangka panjang kepada pasien dan keluarganya.
Alasannya :
-        Meningkatkan kemungkinan bahwa keadaan hipo atau hipertiroidisme akan dapat dideteksi dan diobati.
KASUS 2
Ny. M berusia  44 tahun menderita DM tipe 2, pasien mengatakan kalau dia menderita DM setelah dewasa, pasien jarang memeriksa kadar gula darah nya.
Pertanyaan
1.    Apakah hubungan antara tingkat gula darah dan perkembangan komplikasi yang terjadi pada usia dewasa dengan perkembangan diabetes
2.    Apakah tanda dan gejala yang muncul pada pasien diabetes dan komplikasi yang terjadi

Jawaban
1.   DM tipe 2 biasanya mulai terjadi pada pertengahan umur atau lebih. Pasien biasanya gemuk, gejala terjadi perlahanlahan, dan diagnosis sering dilakukan jika individu tanpa gejala mengalami peningkatan glukosa plasma pada pemeriksaan laboratorium rutin. Berbeda dengan DM tipe 1, pada DM tipe 2 kadar insulin plasma normal hingga tinggi dalam istilah absolut, meski pun lebih rendah dari yang diperkirakan untuk kadar glukosa plasma (terjadi defisiensi insulin relatif). Kadar glukagon tinggi dan resisten, dimana respons glukagon yang berlebihan akibat makanan yang masuk tidak dapat ditekan akibat fungsi sel alfa tetap abnormal. Komplikasi akut yang terjadi pada pasien DM tipe 2 adalah sindroma koma hiperosmolar nonketotik, dan tidak terjadi ketoasidosis.
Ketoasidosis tidak terjadi akibat hati resisten terhadap glukagon sehingga kadar malonilCoA tetap tinggi, sehingga menghambat oksidasi asam lemak jalur ketogenik. Jika penurunan berat badan terjadi, dapat diatasi dengan diet saja.
Sebagian besar pasien yang gagal dengan terapi diet memberi respons terhadap sulfonilurea, tetapi perbaikan hiperglikemia pada kebanyakan penderita tidak cukup hanya dengan obat ini saja, karena itu sejumlah besar pasien DM tipe 2 memerlukan insulin (Foster, 2000).









2.      Tanda & Gejala yang muncul dan komplikasi yang terjadi pada DM
a.   Gejala Umum DM
-          Poli uria
-          Poli Dipsia
-          Poli Pagi
-          Berat badan turun
-          Pandangan terganggu,
-          Cepat lelah
  Komplikasi akut dapat berupa :
a)          Hipoglikemia yaitu menurunnya kadar gula darah < 60 mg/dl
b)          Keto Asidosis Diabetika (KAD) yaitu DM dengan asidosis metabolic dan hiperketogenesis
c)          Koma Lakto Asidosis yaitu penurunan kesadaran hipoksia yang ditimbulkan oleh hiperlaktatemia.
d)          Koma Hiperosmolar Non Ketotik, gejala sama dengan no 2 dan 3 hanya saja tidak ada hiperketogenesis dan hiperlaktatemia.
Komplikasi kronis :
a.          Makroangiopati, mengenai pembuluh darah besar (pembuluh darah yang dapat dilihat secara mikroskopis) antara lain pembuluh darah jantung / Penyakit Jantung Koroner, pembuluh darah otak /stroke, dan pembuluh darah tepi / Peripheral Artery Disease.
b.          Mikroangiopati, mengenai pembuluh darah mikroskopis antara lain retinopati diabetika (mengenai retina mata) dan nefropati diabetika (mengenai ginjal).
c.          Neuropati, mengenai saraf tepi. Penderita bisa mengeluh rasa pada kaki/tangan berkurang atau tebal pada kaki atau kaki terasa terbakar/bergetar sendiri.
Selain di atas, komplikasi kronis DM dapat dibagi berdasarkan organ yang terkena yaitu
. Kulit : Furunkel, karbunkel, gatal, shinspot (dermopati diabetik: bercak hitam di kulit daerah tulang kering), necrobiosis lipoidica diabeticorum (luka oval, kronik, tepi keputihan), selulitis ganggren
Kaki diabetika (diabetic foot), merupakan kombinasi makroangiopati, mikroangopati, neuropati dan infeksi pada kaki

0 Komentar:

Posting Komentar

Berlangganan Posting Komentar [Atom]

<< Beranda