Minggu, 23 Oktober 2011

penatalaksanaan pasien apgar skor 0-3


Contoh kasus
7 hari yang lalu bayi dengan kehamilan 29minggu, BB 1400gram dengan APGAR score 3. Dari pemeriksaan fisik didapatkan pernafasan 76x/menit, PCH (+). Terlihat retraksi pada dinding epigastrium, terpasang O2 sungkup 5 ttr/menit. Riwayat persalinan sebelumnya ibu melahirkan premature
Analisa data
DS :   kehamilan 29minggu

DO : BB 1400gram, APGAR score 3, pernafasan 76x/menit, PCH (+). Terlihat retraksi pada dinding epigastrium, terpasang O2 sungkup 5 ttr/menit, ibu melahirkan premature

penatalaksanaan umum

       Pada asfiksia,berat resusitasi diberikan secepat mungkin tanpa menunggu penghitungan skor Apgar. Langkah resusitasi mengikuti ABC. A : pertahankan jalan napas supaya bebas, jika perlu dipasang intubasi endotrakeal; B : bangkitkan napas spontan dengan stimulasi taktil atau tekanan positif menggunakan bag and mask atau lewat pipa endotrakeal; C : pertahankan sirkulasi jika perlu dengan kompresi dad dan obat-obatan
       Jaga agar bayi tidak kedinginan, sebab dapat menimbulkan hipotermi dengan 
segala akibatnya. Jangan diberi rangsangan taktil, jangan diberi obat perangsang nafas lekukan resusitasi. Lakukan segera intubasi dan lakukan mouth ke tube atau pulmanator to tube ventilasi. Bila intubasi tidak dapat, lakukan mouth to mouth respiration kemudian dibawa ke ICU.
Letakkan selimut atau handuk yang digulug dibawah bahu sehingga terangkat 2-3 cm diatas matras. Apabila cairan/lendir terdapat baru dalam mulut, sebaiknya kepala bayi dimiringkan supaya lendir berkumpul di mulut (tidak berkumpul di farings bagian belakang) sehingga mudah disingkirkan.
       Apabila air ketuban tidak bercampur mekonium hisap cairan dari mulut dan hidung, mulut dilakukan terlebih dahulu kemudian hidung.  Apabila air ketuban tercampur mekonium, hanya hisap cairan dari trakea, sebaiknya menggunakan alat pipa endotrakel (pipa ET). Urutan kedua metode membuka jalan nafas ini bisa dibalik, penghisapan   terlebih dahulu baru meletakkan bayi dalam posisi yang benar, pembersihan jalan nafas pada semua bayi yang sudah mengeluarkan mekoneum, segera setelah lahir (sebelum baru dilahirkan) dilakukan dengan menggunakan keteter penghisap no 10 F atau lebih. Cara pembersihannya dengan menghisap mulut, farings dan hidung.
       Ventilasi Biokemial Bila fasilitas Blood gas tidak ada, berikan Natrium Bicarbonat pada asfiksia berat dengan dosis 2-4 mcg/kg BB, maksimum 8 meg/kg BB / 24 jam. Ventilasi tetap dilakukan. Pada detik jantung kurang dari 100/menit lakukan pijat jantung 120/menit, ventilasi diteruskan 40 x menit. Cara 3-4 x pijat jantung disusul 1 x ventilasi (Lab./UPF Ilmu Kesehatan Anak, 1994 : 167)

Asuhan keperawatan
Dx 1      : Gangguan pemenuhan kebutuhan O2 berhubungan dengan post asfiksia        berat, ekspansi yang kurang adekuat.
Tujuan   : setelah dilakukan tindakan 1x24 jam kebutuhan O2 bayi terpenuhi dengan
KH          : Pernafasan normal 40-60 kali permenit
                  Bayi tidak mengalami sesak
  
intervensi
Rasional
·           Letakkan bayi secara terlentang atau miring dengan leher agak eksentensi/ tengadah. Perhatikan leher bayi agar tidak mengalami ekstensi yang berlebihan atau kurang. Ekstensi karena keduanya akan menyebabkan udara yang masuk ke paru-paru terhalangi.
·         Memberi rasa nyaman dan mengantisipasi flexi leher yang dapat mengurangi kelancaran jalan nafas




·           Lakukan suction
Untuk membersihkan secret yang menghalangi jalan napas

·           Observasi tanda-tanda kekurangan O2.
·         Mengetahui tingkat kekurangan O2.

·           Bersihkan jalan nafas, mulut, hidung 
·         jalan nafas harus tetap dipertahankan bebas dari lendir untuk menjamin pertukaran gas yang sempurn
·           Observasi gejala kardinal dan tanda-tanda cyanosis tiap 4 jam
·         Deteksi dini adanya kelainan

·           Kolaborasi dengan tim medis untuk pemberian O2.
·         Mendukung perawatan dan penatalaksanaan medis.
Dx 2  : Gangguan penemuan kebutuhan nutrisi sehubungan dengan reflek menghisap lemah.
Tujuan   : setelah dilakukan tindakan 1x24 jam Kebutuhan nutrisi terpenuhi dengan
KH         :  kebutuhan nutrisi terpenuhi
                              Berat badan tidak turun lebih dari 10%

Intervensi
Rasional
·         Monitor intake dan out put.


·         Mengetahui keseimbangan cairan tubuh (balance).

·         kaji pada bayi dengan post asfiksia berat gangguan absorbsi gastrointentinal, muntah aspirasi, kelemahan menghisap

·         untuk mengetahui cairan yang perlu diberikan cairan parentral atau personde sesuai dengan kondisi bayi untuk mencukupi kebutuhan elektrolit, cairan, kalori dan juga untuk mengkoreksi dehidrasi, asidosis metabolik, hipoglikemi disamping untuk pemberian obat intravena. 
·         Monitor turgor dan mukosa mulut
·         Menentukan derajat dehidrasi dari turgor dan mukosa mulut

·         Beri ASI / PASI sesuai kebutuhan

·         Kebutuhan nutrisi terpenuhi secara adekuat.
·         Lakukan control berat badan setiap hari
·         Penambahan dan penurunan berat badan dapat di monitor.





Dx 3           : Resiko terjadinya infeksi berhubungan dengan luka pada plasenta
Tujuan       : setelah dilakukan tindakan 1x24 jam tidak terjadi infeksi  dengan
KH              : Tidak ada tanda-tanda infeksi
Tidak ada gangguan fungsi tubuh

intervensi
Rasional
·         Cuci tangan sebelum dan sesudah melakukan tindakan. 

·          Mencegah penyebaran infeksi nosokomial.

·          Pakai baju khusus/ short waktu masuk ruang isolasi (kamar bayi).
·          Mencegah masuknya bakteri dari baju petugas ke bayi

·         Lakukan perawatan tali pusat dengan triple dye 2 kali sehari



·         Mencegah terjadinya infeksi dan memper-cepat pengeringan tali pusat karena mengan-dung anti biotik, anti jamur, desinfektan

·         Jaga kebersihan (badan, pakaian) dan lingkungan bayi

·          Mengurangi media untuk pertumbuhan kuman
·         Observasi tanda-tanda infeksi dan gejala cardinal
·         Deteksi dini adanya kelainan

·         Hindarkan bayi kontak dengan sakit.

·          Mencegah terjadinya penularan infeksi.
·         Kolaborasi dengan team medis untuk pemberian antibiotik.
·         Antibiotic dapat membunuh dan mencegah penyebaran kuman






Dx 4           : Hipertermi berhungan dengan transisi lingkungan ekstra uterin  neonatus
Tujuan       : Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 1 X 24 jam, suhu tubuh kembali normal dengan
KH              : suhu tubuh antara 36.5°C – 37.4°C
                      kelembaban cukup

Intervensi
Rasional
·         Beri penjelasan kepada keluarga tentang penyebab panas yang dialami oleh bayinya.

·         Keluarga menjadi tahu tentang penyebab panas yang dialami bayinya.
·         Berikan pakaian tipis yang mudah menyerap keringat.
·         Mencegah penguapan yang berlebihan.
·         Berikan kompres hangat
·         Menurunkan suhu tubuh.
·         Observasi tanda-tanda vital terutama suhu tubuh
·         Menentukan tindakan keperawatan selanjutnya
·         Kolaborasi medis untuk pemberian infuse dan obat-obatan antipiretik.
·         Mendukung perawatan dan penatalaksanaan medis



0 Komentar:

Posting Komentar

Berlangganan Posting Komentar [Atom]

<< Beranda